Meski 11 tahun telah berlalu, namun tragedi 11 September 2001 masih
terus membekas dalam kehidupan sebagian besar warga Amerika Serikat
(AS), terutama keluarga korban. Peringatan yang digelar setiap tahunnya
terkadang kembali membuka kisah lama dan mengungkap kepiluan keluarga
korban.
Di samping peringatan dan keharuan keluarga korban,
terdapat hal-hal yang belum diketahui banyak orang terkait insiden
tragis ini. Berikut 7 fakta yang perlu Anda ketahui soal tragedi 11
September, seperti dirangkum detikcom dari berbagai sumber, Selasa
(11/9/2012):
Hanya 20 Orang Selamat dari Tragedi 9/11
Menurut hasil penelitian terhadap para korban selamat tragedi 9/11,
hanya ada 20 orang yang berhasil ditarik dari reruntuhan bangunan dalam
keadaan selamat. Di antara korban selamat, terdapat dua anggota
kepolisian wilayah setempat, Port Authority, yakni John McLoughllin dan
William Jimeno. Keduanya berhasil diselamatkan setelah terjebak dalam
reruntuhan bangunan masing-masing selama 13 jam dan 21 jam. Kisah
keduanya kemudian difilmkan oleh sutradara Oliver Stone dalam film
berjudul 'World Trade Center' yang dirilis tahun 2006.
Kisah
selamat lainnya berasal dari seorang insinyur bangunan bernama Pasquale
Buzzelli dan sekretarisnya, Genelle Guzman. Keduanya yang berkantor di
lantai 64 Menara Utara WTC, terjebak dalam reruntuhan selama berjam-jam.
Buzzelli mengalami patah kaki dan gegar otak ini sempat pingsan selama 3
jam sebelum akhirnya diselamatkan petugas penyelamat. Sedangkan Guzman
baru berhasil diselamatkan setelah terjebak di bawah reruntuhan selama
lebih dari 27 jam.
Korban Tewas Berasal dari 80 Negara
Total korban tewas dalam tragedi 9/11 ini nyaris mencapai 3.000
orang. Korban tewas tersebut tidak hanya berasal dari Amerika Serikat
saja, namun juga negara lain. Korban tewas berasal dari lebih 80 negara,
antara lain Jepang, Irlandia, Inggris, Australia, Selandia Baru, Swiss,
India, Meksiko, Brasil, Afrika Selatan, Kanada, termasuk Indonesia.
Namun warga asing yang paling banyak menjadi korban berasal dari
Inggris, di mana dari total 372 warga asing yang tewas, sekitar 67 orang
di antaranya berkewarganegaraan Inggris.
Kebakaran Baru Bisa Dipadamkan 99 Hari Kemudian
Dua pesawat yang menabrakkan diri ke Menara Kembar WTC memicu
kebakaran hebat pada kedua gedung yang pernah tercatat sebagai gedung
tertinggi di dunia ini. Bahkan kebakaran ini baru bisa benar-benar
dipadamkan sekitar 99 hari setelah kejadian. Selama itu, petugas pemadam
terus berusaha memadamkan bara api yang tersembunyi di balik reruntuhan
gedung bertingkat tersebut.
Api kebakaran pertama muncul setelah
pesawat pertama menabrak Menara Utara WTC pada pukul 08.46 waktu
setempat, 11 September 2001 silam. Petugas pemadam menyatakan api
benar-benar padam pada 19 Desember 2001.
Bukan Kebakaran Penyebab Utama Menara Kembar Rubuh
Awalnya muncul klaim bahwa penyebab rubuhnya menara kembar WTC
adalah karena kebakaran yang melanda kedua gedung tersebut. Klaim
tersebut dinyatakan tidak benar, karena api yang membakar gedung WTC
tidak mampu melelehkan baja yang menjadi kerangka gedung tersebut.
Rubuhnya
menara kembar tersebut sebenarnya dilakukan dengan sengaja, yakni
dengan menggunakan peledak yang disetting dengan timer. Peledakan menara
kembar dilakukan secara vertikal oleh petugas pemadam agar tidak
berdampak pada gedung-gedung pencakar langit yang ada di sekelilingnya.
Bukan 2, Melainkan 3 Menara WTC yang Rubuh dalam Tragedi 9/11
Selama ini diketahui bahwa Menara Kembar WTC rubuh total dalam
tragedis 9/11 ini. Namun ternyata ada satu gedung lagi yang ikut rubuh
pada sore hari setelah kejadian. Menara WTC 7 yang memiliki 47 lantai
dan tercatat sebagai salah satu bangunan terbesar di kawasan Manhattan,
rubuh akibat serangan teroris tersebut.
Namun rubuhnya menara ini
tidak begitu terekspos oleh media massa karena gedung ini bukan rubuh
karena ditabrak pesawat. Diyakini bahwa menara WTC 7 rubuh karena dipicu
'kerusakan rembetan' dari rubuhnya Menara Kembar WTC.
"Kehancuran
total bangunan pencakar langit ketiga terjadi pada 11 September 2001
sore hari, seolah-oleh dianggap bukan sebagai peristiwa penting...
sebagian besar orang memang tidak pernah melihat rubuhnya menara WTC 7
ini.. Sangat mustahil untuk menemuki bukti virtual yang menunjukkan atau
menyebutkan rubuhnya menara WTC 7 dalam surat kabar, majalah ataupun
laporan televisi setelah 11 September," demikian laporan Komisi 9/11.
Besi & Baja Sisa Rongsokan Gedung WTC Dijual
Tidak hanya memakan banyak korban tewas, tragedi 9/11 ini juga
menyisakan sekitar 185.101 ton besi rongsokan bekas Menara Kembar WTC
yang rubuh. Ke mana perginya besi-besi ini? Ternyata didaur ulang tanpa
dilakukan pemeriksaan untuk mencari alat bukti. Besi-besi ini dilelehkan
kemudian dikirimkan ke China dan India menggunakan kapal. Sebuah
perusahaan China, Baosteel memberi 50 ton besi sisa gedung WTC ini
seharga US$ 120 per ton. Sedangkan sisanya dilaporkan digunakan untuk
melengkapi sejumlah monumen 9/11 di 50 negara bagian AS.
Tindakan
pemerintah setempat ini sempat menuai kemarahan warga dan dinilai
sebagai bentuk kejahatan federal. Menanggapi hal ini, Walikota New York
City Michael Bloomberg memiliki pendapat sendiri.
"Jika Anda
ingin melihat lagi metode dan desain bangunan tersebut, pada zaman ini
bisa dilakukan dengan komputer. Dengan melihat dan mengamati
potongan-potongan besi saja tidak bisa memberitahu Anda apapun," tutur
Bloomberg.
Satu Perusahaan Besar Kehilangan 2/3 Karyawannya
Menara Kembar WTC merupakan pusat perkantoran dan bisnis yang ramai
di kawasan Manhattan, New York, AS. Sebagian besar korban tewas dalam
insiden ini merupakan orang-orang yang berkantor di gedung WTC tersebut.
Salah satunya sebuah perusahaan jasa keuangan holobal bernama Cantor
Fitzgerald.
Kantor pusat perusahaan ini terletak di lantai 101
hingga 105 pada salah satu menara WTC. Tragis, tragedi 9/11 ini
menewaskan 658 karyawan Cantor Fitzgerald, dari total 960 karyawan yang
mereka miliki.
Hal ini sempat memberi dampak buruk pada dunia
bisnis di New York. Namun untungnya, mereka berhasil bangkit setelah 10
tahun kemudian.
"Kita bisa saja menutup perusahaan ini dan
menghadiri pemakaman rekan-rekan kita, atau kita bisa bekerja lebih
keras dari sebelumnya untuk membantu keluarga-keluarga mereka," ujar CEO
Cantor Fitzgeald, Howard Lutnick, saat itu menyemangati para anak
buahnya.
Setelah 10 tahun, Cantor Fitzgerald akhirnya mampu
menyalurkan dana sebesar USD 180 juta untuk keluarga korban demi
memenuhi janji atas biaya layanan kesehatan para karyawannya yang
menjadi korban tragedi 9/11.
(sumber: detik.com)