Ilustrasi (Foto: Colourbox) |
"Itu warning dari Federal Bureau of Investigation (FBI) , nanti malam di 23.01 WIB, FBI akan melakukan shutdown terhadap nomor-nomor (DNS internet) yang terinfeksi. Akibatnya akan terjadi looping, yakni tidak bisa mengakses nomer-nomer tertentu, sehingga komputer tidak akan berfungsi (tidak bisa mengakses domain internet)," ujar Sylvia kepada Okezone di Jakarta, Senin (9/7/2012).
Ia menjelaskan bahwa DNSChanger itu merupakan malware yang mengubah alamat domain ke tempat yang berbeda, yang dilakukan oleh malware tersebut. "Kejadian ini heboh di 2006, karena telah menginfeksi 4 juta komputer di seluruh dunia," tuturnya.
"FBI turun tangan untuk melakukan antidote (penangkal). Tertangkap enam orang (yang terlibat dalam pembuatan atau penyebaran) di 2011. FBI melakukan pemulihan itu dengan menutup server (shutdown), agar tidak menyebar," tuturnya.
Menurutnya, sistem operasi tertentu menjadi tempat bersemayam bagi malware ini, seperti Windows dan Mac. Sementara ponsel tidak akan terpengaruh, karena perangkat tersebut bergantung dari operator penyedia layanan telekomunikasi.
"Windows dan Mac adalah sistem operasi yang menjalankan suatu program, ada CPU serta terkoneksi dengan internet, kita anggap itu sebagai server kita sendiri. Kalau handphone merupakan perpanjangan tangan dari server di operator, karena tanggung jawab operator yang harus melakukan pembersihan," terangnya.
Untuk sistem operasi Linux tidak akan terkena ancaman dari DNSChanger ini. "Linux itu tidak terkena, relatif aman, tetapi secara tidak langsung OS Linux itu terkena dampak, karena kalau malware itu kemudian mencari host dan host itu terkena atau terinfeksi, maka host itu tidak akan dapat dihubungi (akses)," katanya.
Sejumlah komputer akan menerima imbas dari penutupan server yang dilakukan FBI, tak terkecuali komputer di Indonesia. "FBI tidak punya pilihan, (diprediksi ada) 300.000 komputer di seluruh dunia yang terinfeksi, sekitar 50 ribuan di Indonesia," ungkapnya.
(Okezone)
No comments:
Post a Comment