Wajib meraih kemenangan di laga terakhir kualifikasi Piala Asia U-22
2013 Grup E menghadapi tuan rumah Indonesia dengan marjin gol yang cukup
besar menjadi satu-satunya opsi bagi Singapura untuk menjaga peluangnya
lolos ke putaran final. Namun, The Young Lions mengaku tidak terlalu memikirkan jumlah gol yang bakal dicetaknya ke gawang Garuda Muda.
Pelatih Mike Wong Mun Heng justru lebih memikirkan bagaimana strategi
permainannya bisa berjalan dengan baik di pertandingan itu. "Perhatian
saya lebih kepada bagaimana cara bermain melawan Indonesia, bukan berapa
banyak mencetak gol," kata pelatih Timnas Singapura itu usai latihan di
lapangan sepakbola Chevron, Pekanbaru, Sabtu (14/7) siang.
Dengan lebih fokus kepada bagaimana cara bermain, Mike berhadap para
pemainnya bisa menjalankan instruksi sesuai harapan. "Saya berharap
pemain menjalankan istruksi," ujarnya. Menurutnya, laga ini merupakan
pertandingan berat karena Indonesia merupakan tim bagus. Soal pemain
Indonesia yang dinilai berbahaya, Mike menilai Andik Vermansyah, Rasyid,
dan Hendra Adi Bayauw. "Pemain nomor 10, 14, dan 9 pemain bagus,"
ujarnya.
Sementara itu, kapten tim Muhammad Al-Qaasimy bin Abdul mengatakan
rekan-rekan setimnya berada dalam kondisi yang baik dan siap tempur.
Al-Qaasimy bin Abdul berharap ia dan rekan-rekannya dapat dengan baik
menjalankan instruksi pelatih.
Ditanya soal apakah ia berharap Australia kalah dari Jepang di
pertandingan besok karena akan berpengaruh pada posisi klasemen
Singapura, Al-Qaasimy bin Abdul mengaku tidak memikirkan hasilnya. "Kami
tidak memikirkan hasil pertandingan antara Australia melawan Jepang.
Kami akan fokus terhadap pertandingan melawan Indonesia," tegasnya.
Jelang laga krusial tersebut, Singapura diuntungkan dengan jadwal
pertandingan, dimana Australia bakal bertemu lebih dulu dengan
Jepang—yang sudah dipastikan lolos—di Stadion Kaharudin Nasution. Andai
hasil partai kedua tim imbang, maka Australia dipastikan lolos.
Singapura tidak mungkin meraih posisi runner-up Grup E.
Sebaliknya, jika Australia kalah, maka Singapura berpeluang meraih posisi runner-up
dengan syarat mengalahkan Indonesia. Jumlah gol yang dibutuhkan
Singapura tergantung dari berapa banyak gawang Australia kebobolan. Jika
Australia hanya kalah 0-1, maka Singapura wajib menang dengan selisih
minimal dua gol. Sebab, dengan head-to-head yang sama
(Australia dan Singapura bermain imbang 0-0, 10 Juli lalu) dan selisih
gol yang sama (plus 4 gol), Singapura lebih produktif.
Singapura pun tak pantas patah arang jika Australia dipastikan lolos.
Al-Qaasimy bin Abdul masih berpeluang meraih peringkat ketiga terbaik
grup. Syaratnya, ya itu tadi, meraih kemenangan atas Indonesia. Berapa
gol? Mengingat Oman sementara menempati posisi peringkat ketiga terbaik
dengan jumlah 7 poin dan selisih gol plus 3, maka Singapura (selisih gol
plus 2) tentunya harus memiliki selisih gol yang lebih baik.
Untuk itu, sebelum membobol gawang Indonesia, Singapura pun kudu
menyimak pertandingan antara dua tim yang berpeluang menjadi juru kunci,
Timor Leste dan Macau. Mengingat jumlah poin plus selisih gol Singapura
bakal dikurangi dari hasil partai mereka melawan tim juru kunci, maka
Al-Qaasimy bin Abdul dkk “wajib” berharap Timor Leste yang bakal menjadi
juru kunci. Sebab, jumlah gol kemenangan Singapura dari Timor Leste
(2-1) lebih rendah dibanding jumlah gol yang dicetaknya saat menundukkan
Macau (3-0).
Dengan kata lain, jika Timor Leste jadi juru kunci, selisih gol
Singapura hanya direduksi satu gol. Sebaliknya, jika Macau jadi juru
kunci, maka selisih gol Singapura yang dikurangi mencapai tiga gol.
Dengan asumsi Australia lolos dan Timor Leste jadi juru kunci, maka
melawan Garuda Muda, Singapura membutuhkan kemenangan dengan selisih
minimal tiga (3) gol. Dengan mengantongi selisih 4 gol, rapor Singapura
lebih baik ketimbang Oman. Sementara, dengan asumsi Makau yang jadi juru
kunci, Singapura kudu membobol gawang Indonesia minimal lima (5) gol.
(liputan6)
No comments:
Post a Comment